Kamis, 30 April 2015

Razia Pedagang Ilegal

Oleh: Muna

Kantin kampus sepi, karena banyak mahasiswi yang berjualan di setiap kelasnya. Diantaranya pancake durian, seblak, gorengan, dan makanan ringan lainnya. Namun, kebanyakan dari mereka berjualan gorengan. Dan dijual ketika jam istirahat. Sehingga membuat mahasiswi lebih memilih membeli jajanan yang dijual teman-temannya. Ditambah lagi, jajanan yang dijual di kantin terbilang jauh lebih mahal.

Selasa (17/5/2015) lalu, pengumuman di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta membuat geger para mahasiswi yang berjualan. Pasalnya, para mahasiswi tidak diperkenankan untuk berjualan di area kampus. Kemudian disusul dengan razia ketika jam istirahat.

Sebut saja namanya Acha. Ia mengatakan, "untung aja hari itu yang mesen seblak dikit, jadi aman lah." Acha berjualan seblak dengan sistem pesanan. Jadi, ia hanya akan membawa seblak sesuai dengan pesanannya saja.

Mahasiswi asal Depok ini mengatakan pula bahwa teman-teman di kelasnya hanya membawa sedikit dari dagangan mereka pada hari itu. Sehingga tidak terlalu membuat sakit hati ketika dagangan tidak terjual habis. Razia itu sebagai bentuk peringatan. Dan bagi mahasiswi yang terkena razia, diharapkan agar langsung menghadap rektor.

Remaja Kok Disuruh Berzinah

Oleh: Nurul Jannah

Suasana panggung utama awalnya tidak terlalu ramai sebelum acara Talkshow, yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 di Senayan Jakarta Selatan.

Tapi setelah dimulainya acara maka remaja dan ibu-ibu pun semakin ramai berdatangan menuju panggung utama, dan orang pun semakin berdesakan berlomba untuk mengambil tempat duduk paling depan.

Pandangan ustadz Felix Siaw terhadap remaja zaman sekarang. Beliau mengatakan bahwa, "Dunia zaman sekarang sudah berubah menjadi zaman emosional karena media," ujarnya.

Mereka para penonton sangat antusias dengan perkataan ustadz Felix Siaw tersebut.

Setelah acaranya selesai, maka dilanjutkan sesi pertanyaan kepada para penonton. Seorang ibu bertanya,  "Saya sangat takut jika nanti anak saya sudah lulus dari pesantren bagaimana cara mendidik dengan benar agar  tetap menjadi anak yang baik tidak terlalu mengikuti tren gaya anak-anak remaja sekarang yang semakin bebas"

Ustad Felix Siaw mengatakan, "Latih ia dengan akhlak yang benar dan berikan contoh dampak akibat berbuatan yang akan merusak gaya hidup yang berlebihan, jangan terlalu ditekan untuk tidak melakukan hal apapun ia boleh bersoslisalisai dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya tapi tetap pada penjagaan ibu".

Membaca di keramaian IBF

Oleh: Muna

Khansa Aulia Furqon adalah salah satu dari sekian banyak pengunjung anak-anak yang hadir pada hari terakhir Islamic Book Fair (IBF) 2015. Namun, anak kelas 4 SD ini mengatakan bahwa kehadirannya di IBF ini untuk yang pertama kali dan ia membeli lima buah buku cerita anak-anak. Khansa mengaku bahwa ia memilih sendiri buku yang akan dibelinya. Dia lebih menyukai buku cerita daripada buku lainnya.

Perempuan yang mengenakan baju dan kerudung merah muda ini membaca buku Julia & Daun Ginkgo ditengah keramaian IBF 2015. Anak ke I dari 2 bersaudara ini hadir bersama tante dan kedua sepupunya. Namun sayang, kedua orang tua Khansa tidak bisa membersamainya.

Buku adalah gudang ilmu dan membacanya dapat menambah ilmu pengetahuan. Sebaiknya, membiasakan anak dalam membaca buku sejak dini agar dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik di masa depannya kelak.

Raja Dari Segala Buah Diminati Pelanggan

Oleh: Nurul Hidayati

Buah khas Ogan Komering Ulu. Ya.... Durian namanya. Raja dari segala buah ini, belakangan membuat para pedagang musiman ini kecipratan untung. Keuntungan yang mereka peroleh bisa mencapai 10 persen perhari.

Salah satu pedagang durian, Teguh asal kota Batik, yang berjualan di Kawasan Cipayung, mengatakan, laba yang ia dapatkan kurang lebih bisa sampai Rp 300.000,- per hari.
"Kalau modalnya Rp.3.000.000,- maka labanya bisa mencapai Rp300.000,- per hari, ya kurang lebih 10 persenlah." Kata Teguh, Kamis (26/3).

Harga durian bervariasi: ada yang Rp 5.000,-/buah; Rp 25.000,-/ 2 buah; Rp 30.000,-/2 buah dan ada yang harganya Rp 50.000,-/ 3 buah.
"Harganya bervariasi mbak, jika saya ngambil dari pusat pasoknya Rp 10.000,- /buah maka saya jual Rp 25.000,-/ 2 buah, tergantung besar kecilnya. Ada yang harganya Rp 30.000,-/2 buah dan Rp 50.000,-/ 3 buah, kalo yang kecil dan agak rusak maka saya jual harga Rp 5.000,-/ buah", ujar laki-laki asal pekalongan itu.

Durian yang dipasok dari OKU ini sangat di minati pelanggang. Hal ini terbukti dari keluar masuknya pelanggan yang membeli buah tersebut. Serta habisnya duren tiap harinya.
"lumayan mbak, bisa dibilang hampir habis, kurang lebih 70% durian habis tiap harinya." Ujarnya, ketika ditanya apakah semua durian yang dijual habis setiap harinya.

Jujur, Bikin Dagang Untung

Oleh: Maya Fitria
Sebut saja Ibu Sarif, seorang janda beranak empat. Yang sehari-hari nya berprofesi sebagai penjual sayur di kampungnya. mulai dari sayur, ikan basah/asin sampe beras pun ia jual.
Setiap harinya ia berbelanja ke Pasar pada jam 02.00 pagi, rasa takut yang menhantuinya hilang, "demi mencari sesuap nasi" ujar janda beranak empat ini. Ketika ditanya soal keuntungan perhari nya beliau menjawab sambil tersenyum "ya namanya juga dagang, kadang untung kadang rugi". (20 Maret 2015)

Salah satu keunikan dari Ibu Sarif, ia seorang pedagang yang sangat ramah dan jujur. Berbeda dengan pedagang-pedagang lainnya, yang berdagang dengan menutupi kecacatan pada barang yang di jualnya.

Sehingga dagangannya pun terkadang terjual habis, untungnya tak seberapa namun baginya dagang adalah salah satu profesi yang halal dan berkah.

Kamis, 23 April 2015

Dibalik Ondel-Ondel Monas

Oleh: Sari Nurhasanah

Ondel-ondel yang merauk keuntunggan yang menggiurkan. Dalam sehari mereka dapat mengumpulkan uang sebesar 100 ribu hingga 200 ribu, sedangkan mereka mangkal hampir setiap hari dari zam 08.00-18.00. kebanyakan deri mereka berasal dari luar kota. 
Mereka kerja berkelompok berjublah 13 orang. Dan bergantian tiap harinya, setiap satu ondel-ondel dibawa 2-3 orang. Setiap hasil per hari di kumpulkan kepada bosnya. 
Nanang salah satu pekerja ondel-ondel di monas. Pekerjaannya sebagai ondel-ondel selama 9 thn, kenekatannya bekerja di Jakarta untuk menghidupi kedua adiknya dan neneknya di kampung. Setiap bulan nanang mengirim tidak kurang dari 1.000.000. selebihnya buat kehidupannya sehari-hari di Jakarta.

Inilah Cara Kita Mensiasati Persaingan

Oleh: Wijdi Atqiya


Berawal dari coba-coba, dua orang mahasiswi yang akrab di sapa ila dan decil ini membuka usaha. "Sebenarnya inisiatif untuk jualan sudah ada dari dulu" kata ila. "Karena kepepet sih sebenarnya kita mau jualan" terus decil. Mereka berjualan snack dan makanan ringan di kampus nya. Pertama dan kedua kali jualan, mereka mengalami kerugian. Setelah ketiga kalinya mereka mulai bisa menutup kerugiannya dan mendapatkan laba 30.000 saja. Masing-masing hanya mendapat 15.000. "kita gunakan laba ini untuk nambahin modal aja" jawab ila ketika ditanya untuk apa laba mereka yang sedikit itu.

"Kita lebih mementingkan pesanan konsumen, apa yang mereka mau kita sediakan" kata decil.." Kita juga membeli makanan-makanan yang menurut kita enak, karena kalo kita beli dagangan kita otomatis uang nya kembali lagi", tambah mila. Itu lah cara mereka mensiasati kerugian dan persaingan antar penjual di kampus. Mereka berdua memang punya cita-cita untuk menjadi pembisnis. Mereka pun akan meneruskan usahanya sampai selesai kuliah, "In Syaa.a Allah" .

"Kita belum punya rencana untuk ke depannya, tapi kita berharap usaha kita tetap berjalan dan punya uang tabungan sendiri agar bisa meringankan tanggungan orang tua" harap ila dan decil.

"Mendoan Raos Pisan"

Oleh: Resi

Siapa yang tidak tahu dengan tempe mendoan. Makan yang sederhana tapi banyak peminatnya. Kata seorang pemuda itu. Sebu saja namanya Rusdi, seorang asisten tenaga ahli indrustri RI ini mempunyai bisnis. Dianatara bisnisnya adalah tempe mendoan yang tidak asing lagi namanya.

Usia 26 tahun ini mempunya dua cabang bisnis mendoan. Pertama ia membuka didalam kampus UIN Syarif Hidayatullah, dan yang satu depan Rumah Sakit UIN Syarif hidayatullah. Penghasilan yang didapatkaan perhari dari dalam kampus itu sendiri sekitar 280 ribu. Sedangkan penghasilan dari luar kampus 180 ribu perhari.

Pemuda ini mengatakan bahwa ia tidak turun langsung ke lapangan untuk berjualan, namun ia memiliki dua karyawan. Dan mendoan ini berdiri sekitar 1 tahun 4 bulan. Seorang pemuda yang sukses akan bisnisnya kini membuka bisnis yang lain. Seperti Ayam penyet 21 kalimantan, kebab dan lain-lain.

Tidak heran pula bila pengunjung tertarik dengan mendoan yang dijualnya, selain harga yang pas, rasa yang enak, kini nama nya juga menarik. Dengan tujuan menarik perhatian pembeli. Yakni nama campuran antara kalimanatan dan sunda. "Mendoan Raos Pisan".

Mahal Tapi Aman

Oleh: Aat herawati

Sebut saja namanya Ani, Beliau salah seorang pedagang di komplek cipayung, Jakarta Timur yang menjual popok bayi dan pembalut wanita . satu pack popok bayi harganya 480 ribu. Popok bayi sendiri ada tiga merek diantaranya pant cover seharga 40 ribu, Velcro cover  harganya sama dengan pant cover sedangkan merek pant pockel 45 ribu. Sedangkan pembalut wanita  untuk siang hari 240 ribu per pack. Pembalut dan popok bayi ini terbuat dari kain menspet clody dan kualitasnya  bagus.  Peminat pembalut sendiri lebih banyak dibandingkan popok bayi. Agen  di kabupaten Sambas kecamatan Jawai dan dikota Cingkawang. Untuk keuntungan per pack 81.600 ribu.Beliau mempunyai tiga karyawan perempuan.

Matabak Canai janjikan keutungan Lumayan

Oleh: Marlina

Berjualan Martabak Canai di kawasan Batu Ampar pasar pagi Melcom, ternyata menjanjikan keutungan yang lumayan. Karena banyak pembelinya, termasuk yang berlangganan juga "Kata Suan, pedagang setempat. 

"Pendapatan yang di dapatkan dari berdagang Canai ini lumayan menguntungkan. "Kata Suan, salah seorang pedagang Batu Ampar.

Ia mengaku mulai berdagang Martabak Canai itu sejak lima tahun terkahir ini. Modal yang dibutuhkan hanya sedikit. "Cara membuatnya sangat mudah dan praktis. Itu yang membuat saya tertarik untuk berjualan martabak". Ujar Suan 45 tahun.

Menurut Suan, pendapatan bersih nya dari berjualan Martabak Canai itu sekitar Rp. 250.000 - Rp. 350.000 per hari dan berdagangnya hanya setengah hari saja. Keuntungan yang tidak 
terlalu buruk untuk kebutuhan bermukim di kota Batu Ampar". Tutur Suan diakhir bicaranya.