Rabu, 31 Desember 2014

BBM "Benar-benar Mabok"

Oleh: Sa'diyah Masim (Semester 7)

Presiden Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Alhasil, harga premium menjadi Rp 8.500 per liter dan solar menjadi Rp 7.500 per liter.

Ditemui dalam kajian malam Ahad Darmi (38 th) mengakui, kenaikan BBM sangat memberatkan kehidupan masyarakat lantaran diikuti naiknya harga kebutuhan pokok. Kendati begitu, ia mengingatkan agar iman seseorang tidak goyah gara-gara kenaikan BBM.
"BBM sudah naik, harga-harga juga naik, memang akan memberatkan, tapi yang paling menyengsarakan adalah iman dan amal soleh tak naik," ujarnya saat ditemui di Cipayung usai kajian (30/11).

Ibu 3 orang yang akrab disapa Ummu Azam itu menyatakan, kenaikan BBM pasti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat. Kendati begitu, ia berkelakar bahwa pedihnya kenaikan BBM, tak akan mengalahkan pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang dikirim, tapi hanya dibaca saja hingga muncul tanda read (R) saja.

"BBM naik memang membuat sengsara, tapi BBM tak dibalas padahal sudah R, sakitnya tuh sampai ke sini...."

Lebih lanjut ia menuturkan "kenaikan BBM yang seringkali mengejutkan ini benar-benar membuat kami "mabok", terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Karena tidak hanya ongkos yang naik, otomatis belanjaan rumahtanggapun ikut goyah."

Karena itu, Darmi mengingatkan agar setiap orang yang menolak kenaikan BBM agar tidak lupa terus menjalankan ibadah agar pintu rezeki selalu dibukakan Sang Pencipta. "Silakan perjuangkan solusi terbaik BBM, tapi jangan sampai lupa kpd Alloh Maha Pemberi dan Penjamin Rizki semua makhlukNya," pesannya.