Oleh: Sa'diyah Masim (Mahasiswi Semester 7)
Aktivitas gerakan sesat Syiah kini terasa semakin meningkat dan berani. Terbukti dari banyaknya zona pengkaderan yang dilakukan Syiah di Indonesia sehingga kewaspadaan dan antisipasi bersama perlu ditingkatkan.
Tak hanya itu, aksi teror pun dilancarkan ke beberapa tokoh islam yang mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya Syiah.
Dalam Kajian Mingguan Rutin Masjid Nauroh Abdurrahman, Ust. Anung Al- Hamat Lc, M.pd.I bercerita bahwa sejumlah tokoh yang mendapatkan teror seperti sesepuh PERSIS, H. Endang di Garut mengaku diteror oleh kelompok sesat Syiah dengan cara didatangi preman dan diancam. Demikian dengan tokoh lainnya seperti Ustad Jeje Zainudin MA.
Selain itu Aktivis pengurus Masjid penyelenggara kajian-kajian tentang bahaya Syiah pun mendapatkan teror serupa, "pernah waktu itu sehari sebelum acara saya dihubungi untuk pembatalan acara oleh pengurus masjid. Ternyata mereka takut karena spanduk kajian Syiah yang mereka pasang 20 menit lalu di jalan tiba-tiba hilang" tutur beliau kepada jama'ah (30/11).
Selanjutnya Ustad yang juga tergabung dalam Aliansi National Anti Syiah (ANNAS) menyayangkan karena masyarakat Indonesia belum menyadari bahaya Syiah yang sudah semakin kuat dan mulai berani tampil terang-terangan dan membusungkan dada menyatakan "kami rela mati demi Syiah".
ANNAS menilai toleransi dan pembiaran politik terhadap Syiah hanya merupakan bom waktu bagi terjadinya radikalisasi. Syiah yang menguat akan menjadikan umat terpecah belah serta membiarkan faham sehat Syiah berkembang.
Namun demikian diakhir kajiannya beliau menyatakan bahwa Syiah bukanlah Islam, aktivitasnya yang selalu menghina Sahabat mulia, Ummul Mukminin 'Aisyah bahkan menuhankan Ali bin Abi thalib jelas tindakan sesat. Oleh karena itu umat Islam harus senantiasa memperkuat aqidah dengan mengkaji bahaya Syiah.