Senin, 24 Maret 2014

Kutarik Semangatku dengan Cermin dan Mahkota

Oleh: Yeti Ratnasari

"Sudah menjadi rahasia umum, wanita dan cermin bagai 2 sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, dengan alasan itu, maka saya tempelkan di atas cermin, kertas kecil yang bertuliskan "Hidup Bahagia dengan Al-Qur'an,, Bisa,Bisa,Bisa", sehingga setiap kali saya bercermin saya baca tulisan itu, dan semangat untuk menghafal al-Qur'an pun kembali datang" ungkapan remaja 12 tahun kepada penulis via telepon 15 Maret 2014, ketika dia menceritakan tentang hafalan al-Qur'annya. Remaja yang bernama lengkap Sinta Amalia ini memang berkeinginan kuat untuk menghafal al-Qur'an. "saya ingin sekali menjadi penghafal al-Qur'an" ujarnya.

"Susah, berat, butuh perjuangan keras, apalagi keadaan lingkungan yang tidak mendukung, ditambah lagi saya bukan anak pondok yang biasa dengan hafalan, bukan juga anak kyai yang katanya suka di cek hafalannya oleh orang tuanya.Saya hanyalah pelajar SMP yang hidup di lingkungan yang sebagian besar remaja seusia saya lebih cendrung nongkrong-nongkrong di jalan, fashion dan pacar yang menjadi topik pembicaraan, yaa begitulah. Tapi saya yakin dengan izin Allah saya bisa menghafal al-Qur'an."Ujarnya.

"Telat memang, karena saya mulai fokus menghafal ketika masuk SMP, berarti sekitar 7 bulanan yang lalu. tapi, kata guru saya di sekolah, tak ada kata terlambat dalam kebaikan. Dalam 7 bulan ini, saya hanya mampu menghafal 2 juz saja, hee. meskipun sedikit tapi alhamdulillah dari pada enggak sama sekali, iya kaan ?" Lanjutnya.

"Saya harus mengurangi main sama teman-teman, lebih banyak di rumah, dibilang KuPer, melawan kejengkelan yang datang ketika ditemukan ayat yang sedikit susah untuk dihafal seperti al-Muthafifin, itulah beberapa konsekuensi yang harus saya jalani ketika menghafal al-Qur'an, tapi semua kesulitan itu tak berarti, karena saya merasakan ketenangan yang luar biasa ketika dekat dengan al-Qur'an" ujar putri ke-6 dari pasangan Yusuf dan Siti Yani itu.

"Setelah mulai menghafal al-Qur'an, awal perjalanan prestasi pun di mulai, hafalan al-Qur’an yang sedikit itupun mampu menerangi jalan saya dan membantu saya untuk meraih kesuksesan. Alhamdulillah hasil laporan belajar semester 1 menunjukan bahwa saya sebagai juara 1 kelas, Subhanallah setelah mulai menghafal al-Qur'an, semangat belajar pun tumbuh jauh lebih besar dibanding ketika sebelum menghafal al-Qur'an" tutur pelajar yang baru menduduki kelas 1 SMP itu.

"Selain melihat tulisan di cermin, bayangan mahkota pun menjadi penyemangat saya dalam menghafal al-Qur'an. terbayang senyuman orang tua, karena di akhirat nanti, saya bisa memasangkan mahkota keindahan di atas kepalanya dengan hafalan saya. subhaanallah, betapa indah pemandangan itu."kata remaja yang punya satu adik ini.

"Cermin dan mahkota inilah yang saya gunakan untuk menarik kembali semangat yang mau pergi, hehehe, semoga Allah senantiasa menjaga semangat saya dalam menghafal al-Qur'an, dan semoga teman-teman yang lain juga bisa dan mau untuk menghafal al-Qur'an dan kita sama-sama hidup bahagia dengan al-Qur'an. Amiiin" ucapnya dengan suara penuh harap.