Kamis, 02 Oktober 2014

Merizal Sang Enterpreneur Muda

Oleh: Falhiyatul Zakiyah



Cipayung, Selasa (23/9). Siang itu suasana di Cipayung begitu panas. Jarum jam bergerak pada angka 2. Atau biasa kita sebut jam 14.00 WIB. Terdengar suara jelas nan semangat di seberang sana. Seorang pria berdialek Aceh tengah berbincang lewat telepon, dengan seorang gadis belia. Pria 27 tahun itu bernama Merizal. Dan gadis belia itu adalah sepupunya, zakia.

Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, ia terbilang cukup sukses finansial. Bagaimana tidak? Sebagai seorang marketing biji coklat dan buah pinang, Merizal sudah mampu menjual 10 Ton sampai 20 Ton perhari. Melalui bisnisnya itu, Merizal memperoleh laba sekitar 1 juta sampai dengan 5 juta per hari. "Kira-kira kita peroleh laba 1-5 juta per hari," ungkap merizal.

Menurutnya, sebagai marketing biji coklat dan buah pinang, itu adalah pekerjaan untung-untungan. Karena, apabila barangnya bagus, maka untungnya juga bagus. Tapi apabila barangnya kurang bagus, maka untungnya juga pas-pasan. "Kendalanya, kalo barangnya bagus untungnya gede. Tapi kalo buruk, Cuma pas-pasan aja," cerita Merizal.

Biji coklat dan buah pinang ia beli dari Aceh. Tepatnya dari Bireun, Trenggadeng, Jinip, Meulaboh, dan Panten Labu. Melalui bantuan teman-temannya, Merizal mendapat suplai biji coklat dan buah pinang. "Alhamdulillah di Aceh ada 8 orang teman yang bisa diajak bekerjasama," ungkap Merizal.

Di era sekarang, dengan daya saing usaha yang cukup tinggi, Merizal lebih memilih menjadi penjual biji coklat dan buah pinang. Karena menurutnya, masih jarang orang berkecimpung di dalamnya. Kalaupun nanti bisnis yang ia geluti mulai menjamur, merizal berani bersaing dengan kualitas. "Suatu saat kalo bisnis ini udah banyak peminatnya, tak apalah. Yang penting kualitas kita punya,"tutur pria 27 tahun itu.

Merizal melakoni bisnisnya itu di daerah Diski, Medan. Hampir lima tahun, Merizal meninggalkan kampung halamannya di Aceh. Namun kini, Merizal sudah menjadi orang sukses. Hidup serba berkecukupan. Rumah mewah ia beli untuk istri dan anaknya tinggali. Begitu juga perkebunan, menjadi investasi masa depannya.

Merizal sudah berfikir jauh ke depan. Jika suatu saat ia harus berhenti dari pekerjaannya itu, maka lapangan usaha baru sudah tersedia. "Benar-benar sosok enterpreneur muda masa depan," ujar zakia di akhir pembicaraannya.