Jumat, 16 Januari 2015

Nak, Adabmu Memprihatinkan

Oleh: Yeti Ratnasari

Setiap ba'da Maghrib, terlihat beberapa anak-anak berkumpul untuk mengaji di salah satu mesjid yang terletak di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Setelah selesai shalat maghrib, sang guru menghampiri mereka dan menyimak bacaan mereka.  Sebagian mereka ada yang membaca iqra di depan gurunya, dan ada juga yang membaca al-Qur'an.

Ketika satu anak membaca, anak yang lain malah lari kesana kemari tanpa ada rasa segan dengan kehadiran gurunya saat itu.

"Kaya bola pingpong, susah saya mengaturnya", Ujar sang guru kepada penulis ketika menggambarkan kelakuan murid-muridnya. (Ahad, 4 Januari 2014)

"Padahal, saya sering mengajarkan adab-adab islam kepada mereka, tapi sepertinya tidak berpengaruh terhadap mereka. Kalau ada ayahnya saja mereka pada baik dan nurut. Kalau tidak ada,  yaaa sebaliknya", tambah guru ngaji yang merupakan mahasiswa LIPIA semester 7  ini kepada penulis.

Pemandangan ini membuat sang guru terlihat sedih dan prihatin. "Sedih, dan prihatin tentunya, apalagi suatu ketika pernah salah satu murid melemparkan plastik bekas ke muka saya, ketika itu saya hendak melaksanakan shalat maghrib", Ujarnya.

Akan tetapi, kelakuan murid-muridnya tak menyurutkan semangat sang guru untuk tetap mengajar mereka. Dengan nada semangat sang guru mengungkapkan,"Saya yakin suatu saat mereka pasti berubah, hanya butuh waktu untuk membina mereka. Dan tentunya partisipasi orang tua sangat penting dalam proses perubahan ini. Semoga Allah memudahkan semuanya."