Oleh: Fadhiellah
Kian hari kenaikan BBM memperburuk kondisi masyarakat bawah, kenaikan dua ribu tersebut mengakibatkan kondisi kenaikan barang-barang yang tak beraturan dan naik drastis dari harga biasanya, bahkan melebihi batas dua ribu.
Antara daerah yang satu dengan yang lain pun memiliki kenaikan harga sembako yang berbeda-beda. Melihat kondisi ekonomi di daerah Sambas Kalimantan yang cenderung tergolong menengah kebawah, harga bensin bisa mencapai 12 ribu/liter bahkan ada juga yang menjualnya seharga 15 ribu/liter. Padahal bensin eceran warung di Jakarta masih berkisar 10 ribu rupiah.
Akibat kenaikan BBM tersebut segala kebutuhan pokok dan sembako naik drastis, diantarnya gas yang dulu seharga 25 ribu menjadi 35 ribu, beras yang dulunya 10 ribu menjadi 12 ribu, cabe satu kilo yang dulu 50 ribu menjadi 110 ribu. Bahkan " Bawang, garam, micin juga ikut naek 2 ribu" tutur Imat salah satu warga sambas (5/12)
Dari barang-barang yang memiliki harga tinggi sampai yang terkecil pun turut naik, bahkan dari data tersebut kondisi kenaikan barang di masing-masing daerah tersebut melewati batas 2 ribu rupiah.
Bantuan Langsung Tunai yang isunya akan diberikan kepada warga miskin untuk mengurangi beban kenaikan BBM pun tidak sampai ke daerah ini. Bahkan masih banyak warga yang tidak tahu menahu soal bantuan ini. Akibat yang terjadi dari kenaikan BBM ini telah sampai ke masyarakat sedangkan bau bantuan belum tercium ke daerah-daerah ini, lantas..siapakah yang mendapatkan bantuan pemerintah ini???