Oleh: Nur'aini Azizah
Lampu-lampu gemerlapan menyelimuti kota Miami ketika malam larut. Semua bersuka cita merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih. Tepatnya di atas pantai-pantai di Negara Florida Timur, pada malam 20 Desember 1995. Semuanya di hias, rumah, pepohonan, dan gereja-gereja membunyikan loncengnya. Menandakan akan datangnya perayaan besar.
Pada malam itu, pesawat type boeing 757 lepas landas meninggalkan bandara internasional Miami membawa 164 penumpang, termasuk krunya yang terdiri atas 8 orang. Pesawat ini terbang menuju kota Kali, Kolombia, Amerika Selatan. Para penumpang akan merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih. Di tempat tujuannya nanti, mereka membawa hadiah-hadiah yang akan di berikan kepada sanak keluarga mereka.
Ketika pesawat tersebut akan mendarat. Kapten pilot belum mengerti dan tidak sadar bahwa pesawat telah condong ke kiri sedikit. Pesawat itu turun dengan kecepatan 250 mil perjam dan telah melewati 12.000 kaki turun menuju ke gunung yang ketinggiannya 13.000 kaki. Namun, dengan keterampilan kapten pilot. Dia memutarnya kesebelah kanan. Sehingga pesawat berputar jauh dari gunung tersebut.
Akibat dari putaran mendadak ini, pesawat terguncang dan menjauh dari rutenya yang sudah di tentukan, yaitu sekitar 8 mil. Kemudian pesawat terbang pada ketinggian 7.000 kaki, dan mulai naik sedikit demi sedikit. Tetapi kecondongan kearah kanan, membuat pesawat itu bergarak kearah gunung dengan ketinggian puncak 9.000 kaki. Setelah kejadian tersebut tabrakan tidak terelakan lagi. Yang menyebabkan ledakan yang amat besar.
Setelah tim penyelamat datang, mereka mendapati lima penumpang yang masih hidup terdiri dari, empat orang dan seekor anjing kecil. Korban selamat ini termasuk kapten pilot yang mengendalikan pesawat, selain itu semua korban meninggal dunia. (dikutip dari sebuah buku, kesaksian seorang pilot, pengarang: kapten pilot Anas Al-Qauz)