Oleh: Fadhilla, Zakiya, Juju Feri
Bis Kuning berlalu lalang di depan kampus UI. Kali ini bis kuning bersimbol merah berhenti tepat di halte depan Fakultas Hukum. Orang-orang pun mulai turun sambil mengucapkan terimakasih tanpa memberikan uang ongkos. Ternyata bis ini adalah fasilitas gratis yang disediakan kampus UI.
Tidak hanya mahasiswa UI yang merasakannya namun kami serombongan wartawan kecil juga menikmatinya. Tapi ada satu hal yang kami lupakan, ucapan terimakasih kepada pak sopir. Maklum biasanya kami membayar dengan uang, kini..untuk membayarnya cukup dengan mengucapkan terimakasih.
Kami masih berada di depan gerbang fakultas hukum dengan penuh kebinggungan. Teguran dan sapaan yang biasa terdengar di halaman kampus kami tak terdengar di kampus UI. Semua orang berjaket kuning berlalu lalang tanpa peduli dengan keberadaan kami. Terlihat dua laki-laki di atas lantai tiga memperhatikan keberadaan kami. Mungkin mereka binggung siapa serombongan perempuan bercadar berjilbab besar.
Terdengar sekilas di telingaku seorang bapak-bapak seperti seorang dosen berjalan sambil lalu di depan kami berucap "pada pakai jilbab...cantik" . Sejenak kuberfikir selangka itukah orang berjilbab di Fakultas ini??
Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu tiba di depan kami. Namanya mbk Anggi wanita berumur 21 tahun bersama seorang temanya bernama putri yang merupakan mahasiswi semester VII jurusan hukum. Mereka mengajak kami masuk ke tempat duduk santai di dalam fakultas ini. semua orang berlalu lalang seperti tak peduli dengan keberadaan kami.
Maraknya isu nikah beda agama yang tersiar di media-media, ternyata tak begitu penting di kampus ini. sebagian dari mereka memang tidak setuju dengan gugatan seorang mahasiswi UI fakultas hukum yang bernama Anbar. Namun, mereka hanya sekedar memberikan alasan atas dasar larangan agama, tidak kami dapatkan jawaban yang lebih dari itu.
Bahkan setelah beberapa menit berlalu kami menanyakan tentang isu tersebut mereka berucap "emang seramai itu ya mbk beritanya, kita aja baru browsing saat mbk mau wawancara". Ujar Anggi mahasiswi fakultas hukum yang berjilbab pink.
Di saat Media-media televisi, majalah, koran yang telah berhari-hari berlembar-lembar memberitakan hal tersebut, ternyata hanya menjadi sebuah angin lalu di kampus ini. bahkan merekapun menggangap hal tersebut merupakan masalah dan hak individual mahasiswa termasuk Anbar yang tidak perlu ditanggapi secara serius.
Mereka memang tidak setuju dengan yang digugatkan Anbar, alasannya pun hanya sebatas dilarang agama. Mereka tak memiliki alasan yang pasti. Maklum, dilihat dari kegiatan kerohanian islam di kampus ini masih kurang, pengajian pun tak lagi diikuti kembali oleh Mahasiswa ini, kalaupun ada mata kuliah agama di fakultas ini hanya sebatas hukum-hukum islam saja dan islam secara umum.
Tidak seperti kampus-kampus islam pada umumnya yang mengajarkan tauhid, aqidah dan akhlaq. Tidak banyak yang berjilbab di kampus ini, pergaulannya juga masih sangat bebas. fakultas ini lebih umum dari fakultas lain. Wajar saja, jika mahasiswa UI bersikap individualistis kepada orang lain dan kurang peduli dengan masalah-masalah agamanya .