Oleh: Firjatillah Mahardika R.
Setiap menemukan solusi dalam sebuah masalah, kata-kata ini sering muncul dihadapan kita, benarkah? Namun, ketika sebuah solusi ditemukan maka penyelesaiannya akan terasa mudah. Sama dengan halnya ketika seseorang dibebankan untuk menghafal Al-Qur'an, ada yang menganggap mudah dan terkadang sulit. Anggapan mengenai hal ini tergantung pada masing-masing individu.
Kesulitan dalam hal ini menjadikan seseorang lalai dan melupakan bagaimana adab sebagai penghafal Al-Qur'an. Adapun adabnya adalah tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai mata pencaharian, membiasakan diri membaca, dan mengulang Al-Qur'an dan menghindari lupa.
Masalah menghafal ini dialami oleh sebagian mahasiswi STID Mohammad Natsir, yang dibebankan bagi mahasiswi semester I hingga semester IV serta pindahan, sebanyak 4 juz.
Menurut penuturan salah satu mahasiswi ( fulanah), "sebenarnya menghafal Al-Qur'an itu tidak terlalu sulit namun yang paling sulit adalah bagaiman cara menjaga agar hafalnnya itu tetap melekat dihati." Dalam sebuah buku diterangkan," hafalan itu akan lebih cepat lepas daripada unta yang berada dalam sebuah ikatan."
Jauh dari Al-Qur'an merupakan sebuah bencana, namun sebaliknya jika sesering mungkin dekat dengannya maka hidup akan semakin terang Insya Allah.