Oleh: Sa'diyah Masim
Modal setiap manusia di dunia adalah waktu yang singkat, nafas yang terbatas dan hari-hari yang berbilang. Maka barangsiapa menggunakan kesempatan dan saat-saat itu dalam kebaikan dan ibadah beruntunglah dia, dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya maka dia telah merugi dan waktunya tidak akan pernah kembali lagi.
Alangkah banyak orang yang merugi. Betapa banyak orang-orang di kota pada zaman ini yang siang malam sibuk bekerja, rapat, berpolitik, dan urusan-urusan dunia lainnya, bahkan orang-orangtua yang sudah berkepala enam atau lebih malah sangat bersemangat dalam urusan dunianya dan menjauhi akhiratnya.
Seakan hidup seribu tahun lagi, tak memikirkan apa persiapannya untuk menghadap Allah yang tinggal dalam hitungan hari, tak mengambil pelajaran dari kematian kawan-kawannya yang kadang berada di bawah usianya. Semua waktunya habis tersita untuk dunianya. Demikian pun dengan yang masih muda, seakan mereka yakin bakal mencapai usia tua.
Ketika para sahabat mendengar firman Allah SWT: "Berlomba-lombalah dalam kebaikan" (Al Baqarah:148) mereka memahami bahwa yang dimaksudnya adalah masing-masing hendaknya bersungguh-sungguh untuk bisa mengalahkan kawannya dalam hal kebaikan. Jika salah seorang dari mereka melihat ada orang yang mampu berbuat baik yang tidak kuasa ia melaksanakannya, ia takut jangan-jangan orang itulah yang menang atasnya (dalam kebaikan), sehingga ia bersedih karena tidak bisa mendahuluinya.
Perlombaan mereka adalah dalam mendapatkan derajat akhirat. Setelah itu datang suatu generasi yang persaingan mereka dalam urusan dunia dan kenikmatannya yang fana. Maka tepatlah nasihat Hasan Al Bashri, jika engkau melihat ada orang mengalahkanmu dalam urusan dunia maka kalahkan ia dalam urusan akhirat (Ightanim Faraghak, hal.64-65).
Dan tidaklah umur manusia itu kecuali tiga hari saja; hari yang telah berlalu dengan segala yang ada di dalamnya, berlalu kenikmatannya dan masih terdapat pertanggung jawabannya, hari dinanti yang tiada lain ia ada dalam angan-angan, dan hari yang anda berada di dalamnya sedang telah ada yang berteriak memanggilmu untuk mati, karena itu bersabarlah di dalamnya dari ajakan hawa nafsu, sebab jika kesabaran telah sampai pada yang dicintainya, semua menjadi mudah.