Oleh: Nur'aini azizah
"masyarakat yang besar itu adalah masyarakat yang mencintai budayanya sendiri" ini merupakan motto masyarakat cipayung agar mereka tetap melestarikan budaya yang telah mereka jaga bertahun-tahun dan mereka peringati setiap tahun pada bulan apit, bulan yang sudah di tentukan sejak dulu "emang kita pegang udah jalan 9 tahun udah 3 generasi saya yang ke 3" kata kepala suku setempat dengan semangat dan menggerak-gerakkan tangan nya untuk menunjuk rumah sekitar. Sedangkan acara Perak ini berlangsung selama 2-3 hari.
Pada tahun ini perak di selenggarakan tanggal 14 september 2014 , perak (pesta rakyat) di sebut dengan sedekah bumi yang dilakukan untuk mensyukuri hasil bumi "untuk pesyakuran" lanjut kepala suku. masyarakat setempat biasanya merayakan dengan banyak acara yaitu pemotongan hewan ternak seperti: kambing, ayam, bahkan kebo dan hiburannya wayang betawi. masyarakat juga ikut berpatisipasi dengan menyumbang makanan, lauk, dan uang berapapun nominal nya tidak di tentukan.
Sedakah bumi tidak di laksanakan hanya sekelompok orang atau agama tertentu, namun semua masyarakat yang meyakini kebenarannya "engga orang betawi juga, orang batak, orang timur, pada nyubang, gabung, makan bareng di pinggir jalanan. Mau laki mau perempuan mau anak kecil semuanya gabung." Terang kepala suku. "pertamanya do'a (yasinan) selesai itu makan bareng, makanan nya dari masyarat sini juga, nasi ama lauk mateng terus ada duit receh bakal di awur/sapun (sebar), katanya siapa yang dapet uang dapet barokahnya gitu mau 500, 1000, yang penting barokahnya" lanjut nya. Tradisi ini selalu mereka jaga karena mereka yakin bertujuan untuk menjaga tradisi nenek moyang, menjaga persaudaraan dan kesatuan masyarakat, dan menjaga budaya betawi.