Oleh : Fitri Zumaroh
Angin sore sepoi-sepoi mengibarkan jilbab sebagian mahasiswi semester V yang baru saja keluar dari asrama 12 setelah menyelesaikan tugas masaknya menjadi panita aqiqah anak ketiga dari ustadz. Agus dan ustadzah. Dewi, ia berjalan menuju terselenggaranya acara aqiqah yang bertempat di asrama 45/(MC) Muslimat Center pada hari senin 15 september 2014.
Setibanya dipertigaan jalan menuju MC, sebagian mahasiswi tercengang melihat pedagang kaki lima berderetan dari ujung rumah nenek penjual sayur sampai didepan MC, dan sontak kaget dengan para pemuda brandal yang nongkrong di sebelah kiri jalan sambil celoteh mengucapkan salam kepada mahasiswi yang lewat, mahasiswi bertanya-tanya "ini acara apaan sih, tidak seprti biasanya pedagang pasar malem berderet sepanjang ini ????"
Setelah sampai di MC mahasiswi menemukan jawabannya, "bilangin ke anak-anak mahasiswi yah jangan pada mengunjungi pasar malem", kata salah seorang ustadzah. Mahasiswi sontak" kenapa ustadzah ?","jangan , karena pasar malem itu dilaksanakan dalam rangka sedekah bumi "."hah sedekah bumi" kata beberapa mahasiswi, ustadzah menjelaskan "iyah sedekah bumi, yang diselenggarakan setiap tahun oleh tokoh masyarakat cipayung dalam rangka menghormati nenek moyang, makanya kasih tau temen-temen yang lain untuk tidak belanja dipasar malaem". Pesan ustadzah.
Dan itulah realita sebagian orang muslim cipayung yang belum bisa meninggalkan tradisi nenek moyang mereka.