Oleh : Dewi Fitriyani
Sepasang suami istri itu dengan santai dan penuh percaya diri mengendarai motor Jet Collet terbitan tahun 80an. Menyusuri jalan yang mulai ramai dengan kendaraan baik mobil, motor ataupun kendaraan modern lainnya.
Tak dihiraukan oleh keduanya bahwa berpasang mata melirik motor tua yang mereka kendarai. Bahkan ada yang selintas sambil tersenyum mengejek melihat kepulan asap yang mengekor knalpot motor yang bermesin 4 tak itu.
Sebagian orang mungkin merasa jengah atau mentertawakan, dizaman yang mana merek kendaraan roda dua semakin canggih dan variasi, bahkan untuk mendapatkannya hanya perlu dengan sekian ratus ribu rupiah beserta sedikit jaminan. Ternyata masih ada orang yang bertahan dengan motor butut dan mengganggu pemandangan itu.
Yah…itulah potret masyarakat kita saat ini. Mudah tergiur oleh penampilan dan kemewahan dari pada bertahan dalam kesederhanaan dan kesahajaan. Mereka lebih mementingkan penampilan fisik dari pada ketenangan hati. Supaya dipandang sebagai orang kaya dan banyak dari mereka rela berbulan-bulan dikejar tukang kredit demi sebuah kenikmatan yang sejatinya adalah semu .
Padahal Islam sangat menganjurkan kesederhanaan dan kesahajaan dalam kehidupan ini. Bahkan Kejayaan dan kemajuan Islam juga dijiwai oleh kesederhanaann bukan kemewahan dunia. Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana seorang utusan Romawi tergetar hatinya untuk masuk Islam disebabkan kesahajaan Umar bin Khattab ra. Sang pemimpin ke dua khulafa’ur Rosyidin yang terbiasa dengan baju sederhana dan hidup penuh kesahajaan.
Dan sebaliknya runtuhnya kejayaan Islam diandalus adalah disebabkan oleh lengahnya kaum muslimin yang terlena dalam kemewahan .
Wallahu a’lam bish showaab.