Oleh: Iin Indah Fauziah
Menjadi seorang penghafal Al-Qur'an merupakan ni'mat di atas kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-hamba yang terpilih saja. "Tidak semua orang diberikan kesempatan untuk bisa menghafal Al-Qur'an", kata Ustadz Taqiyuddin, ketika mengisi dauroh yang bertema Rahasia Sukses Mengahafal Al-Qur'an di Kampus C STID Moh. Natsir, Cipayung Jakarta Timur. (29/3)
Pria yang telah menempuh studinya di Yaman ini, menjelaskan akan pentingnya sebuah motivasi di awal langkah seseorang dalam menghafal Al-Qur'an. "Motivasi yang benar adalah tidak ada suatu keinginan kecuali ridho Allah", ujar Ustadz yang sekarang menjadi pembimbing tahfidz di Ma'had Al-Islam Bekasi.
Dia juga menjelaskan bahwa, dalam menghafal Al-Qur'an harus dibarengi dengan kesabaran. Ketika seseorang menghafal Al-Qur'an harus diulang-ulang sampai 10 kali, sedangkan orang lain hanya dengan 2 kali lalu dia hafal, maka jangan suudzon (berburuk sangka) kepada Allah. Karena dengan pengulangan itu dia akan mendapat pahala yang lebih banyak dalam mengulang-ulang huruf-huruf Al-Qur'an.
Dan yang terpenting adalah selalu memurojaah hafalan. "menambah hafalan baru boleh libur, tetapi murojaah tidak boleh libur", tuturnya lagi. Dia juga menerangkan bahwa ada beberapa metode dalam menghafal Al-Qur'an diantaranya, harus benar-benar meniatkan mau menghafal 30 juz, menyiapkan waktu yang khusus untuk Al-Qur'an, dan harus adanya patner atau guru dalam membimbing hafalan Al-Qur'an, dan yang terakhir doa.
"Selalu meminta kepada Allah agar dijadikan seorang penghafal Al-Qur'an, karena usaha apapun yang tidak dibarengi dengan doa maka itu adalah suatu kesombongan", terangnya.