Oleh: Rohana.
Mahasiswi STID Mohammad Natsir pada Ahad, 23 Maret 2014, mengadakan pelatihan sholat jenazah, peserta yang mengikuti semester 4 dan semester 6, kegiatan ini di selenggarakan oleh Tim Bidang Karakter Mahasiswi STID Mohammad Natsir di Aula Sakinah Muslimat Center Cipayung, Jakarta Timur.
Pemateri disampaikan oleh Muslimah Hanan, S.Ag. Pada kesempatan ini, beliau menjelaskan strategi mendampingi orang yang terkena musibah dan persiapan seorang muslim sebelum menuju Gua Hitam.
Kita adalah camat (calon mati) selain itu kita harus berani terjun berhadapan dengan situasi tersebut, apalagi terhadap keluarga kita sendiri.
Banyak dikalangan kita belum mengerti atau pun berani menghadapi mayat, yang kesannya menurut mereka mengerikan, ditambah dengan mata mayatnya yang melotot. Meskipun hukumnya adalah fardhu kifayah, kita harus melaksanakannya. Apalagi ilmunya sudah dimiliki, ujarnya yang biasa dipanggil ummi Muslimah.
Sebelum acara selesai, Ibu Muslimah mengatakan, dahulu (sebut saja neneknya) semasa ibunya masih hidup, beliau selalu membawa tas, yang isinya kain berwarna putih. Kain ini dibawa kemana-mana, katanya untuk persiapan, siapa tahu ia akan dijemput pergi oleh malaikat maut, meninggalkan dunia ini. Sekarang justru sebaliknya, sangat langka menemukan orang yang sudah mempersiapkan, mendesain pakaian untuk kematian.
Mahasiswi STID Mohammad Natsir pada Ahad, 23 Maret 2014, mengadakan pelatihan sholat jenazah, peserta yang mengikuti semester 4 dan semester 6, kegiatan ini di selenggarakan oleh Tim Bidang Karakter Mahasiswi STID Mohammad Natsir di Aula Sakinah Muslimat Center Cipayung, Jakarta Timur.
Pemateri disampaikan oleh Muslimah Hanan, S.Ag. Pada kesempatan ini, beliau menjelaskan strategi mendampingi orang yang terkena musibah dan persiapan seorang muslim sebelum menuju Gua Hitam.
Kita adalah camat (calon mati) selain itu kita harus berani terjun berhadapan dengan situasi tersebut, apalagi terhadap keluarga kita sendiri.
Banyak dikalangan kita belum mengerti atau pun berani menghadapi mayat, yang kesannya menurut mereka mengerikan, ditambah dengan mata mayatnya yang melotot. Meskipun hukumnya adalah fardhu kifayah, kita harus melaksanakannya. Apalagi ilmunya sudah dimiliki, ujarnya yang biasa dipanggil ummi Muslimah.
Sebelum acara selesai, Ibu Muslimah mengatakan, dahulu (sebut saja neneknya) semasa ibunya masih hidup, beliau selalu membawa tas, yang isinya kain berwarna putih. Kain ini dibawa kemana-mana, katanya untuk persiapan, siapa tahu ia akan dijemput pergi oleh malaikat maut, meninggalkan dunia ini. Sekarang justru sebaliknya, sangat langka menemukan orang yang sudah mempersiapkan, mendesain pakaian untuk kematian.