Oleh: Resi Anriani
Dasar bocah! Itu yang terucap dari salah seorang yang sedang melakukan perjalanan di jl. Mandor Hasan no 45 Jakarta Timur. Pada saat itu mahasiswi Stid baru usai khataman Al-Qur'an. Sekolompok mahasiswi bergegas pulang bersama. Menuju asrama masing-masing. Saat itu mahasiswi yang pulang menuju asrama 06 dan 12 berjalan pulang bersama seorang dosen Stid Muhammad Natsir.
Ketika berjalan, seorang dosen dengan menumpangi sepeda motornya kemudian ia ingin berhenti tepat pada sekelompok mahasiswi itu, tiba-tiba dari belakang ada seorang mahasiswi yang menabrak motornya. Dan pemakai baju ungu itu hampir jatuh.
Sebut saja dosen tersebut sofyaningsih. Ia merasa terkejut dengan kejadian itu. " perasaan saya udah ke pinggir toh, tapi alhamdulillah allah masih menyelamatkan saya astagfirullah" ujarnya dengan gemeteran. Orang yang menabrak tersebut. Sebut saja namanya ica. Ia hanya berhenti beberapa detik lalu berkata "maaf gak kelihatan". Kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Salah seorang mahasiswi yang berjalan tepat di samping kejadian itu mengatakan bahwa ica sama saja dengan tabrak lari. Yang sehat menanyakan keadaan yang ditabrak apalagi seorang dosen dan ica sendiri mahasiswi yang tau sopan sntun. Lalu mana etika itu? Ujar mahasiswi tersebut. Tapi alahamdulillah allah masih menyelamarkan dosen tersebut sehingga tidak sampai jatuh. hanya saja yang menabraknya kurang bertanggung jawab atas itu. Setidknya menanyakan keadaan dan minta maaf, berhusnudzon saja mungkin saja dia terburu-buru hingga ia lupa dengan apa yang terjadi.
Jakarta Timur, 30 November 2014.