Oleh: fathimah Az-zahrah
Realitas yang terjadi di Negara tercinta, mayoritas masyarakat muslim Indonesia tidak memahami bahwa Syi'ah bukan bagian dari islam, mereka menganggap bahwa syi'ah memiliki wordvieu yang sama dengan Sunni dalam masalah aqidah.
Dengan wordvieu tersebut banyak masyarakat mentolerir ritual-ritul syi'ah yang sangat jauh dari tuntunan agama.
Melihat fenomena diatas, Dalam kajiannya, ustadz Anung (ustadz Dewan Da'wah Islamiyah) memaparkan pentingnya mengangkat tema diatas, di antaranya:
1. Sejak 1982-2003 Sayyid Husain berada di Iran.
2. Penganut Syi'ah fanatik.
3.Lahir di Irak dan besar di Iran.
4. Menyelesaikan studi di Qam, hingga mendapatkan gelar ayatullah.
5.Pulang ke irak dan mengkritisi para Syi'iyyin (Penganut Syi'ah) yang gemar meminta bantuan kepada Amerika.
Berikut ini aspek-aspek yang di kritisi Sayyid Husain (Mantan ayatullah):
1. Imamah, Para syi'iyyin (penganut syi'ah) mengatakan bahwa imam mereka tidak pernah melakukan kesalahan.
2. Yang menentukan syurga adalah Ali.
3. Para imam Syi'ah lebih tinggi kapasitas ilmunya dibanding malaikat dan rasul.
4. Melakukan takfir terhadap muslim yang bukan Syi'ah.
Dalam kajiannya ustadz Anung mengatakan ada 2 konsep Syi'ah yang sangat di benci Sayyid Husain, yaitu:
1. Konsep imamah.
2. Konsep mencela para sahabat.
Dengan hal-hal diatas pada tahun 2011 Sayyid Husain dengan resmi menyatakan keluar dari syi'ah dan menjadi sunni.
Resume dari ceramah Ust.Anug (Ust Dewan Da'wah Islamiyah).
Ahad, 30 november 2014.
Ahad, 30 november 2014.