(Oleh: Diana Putri)
Seorang profesor dipintari oleh mahasiswanya. Banyak mahasiswa yang membuat tesis dengan bahasa Indonesia, namun jarang ada mahasiswa yang menulis tesis dengan berbahasa Arab. Tesis dengan bahasa Indonesia saja sudah banyak catatan yang harus diperbaiki, apalagi kalau menggunakan bahasa arab.
Namun faktanya ada mahasiswa jurusan Tafsir Hadist yang mendapat nilai mumtaz dengan tesis berbahasa Arab. "sengaja saya menulis tesis berbahasa Arab agar profesor tidak mengkoreksinya secara detail, karena beliau tidak terlalu ahli dalam bahasa Arab." Kata pria yang pernah belajar di Madinah itu.
"Dengan demikian profesor memberi nilai mumtaz karena tesis ini tidak dikoreksi secara mendalam," lanjut pria berjenggot tebal itu dalam acara bedah tesis di Jakarta Pusat kemarin.
Hal ini sangat disayangkan, sebagai seorang profesor sehausnya lebih teliti dan sabar dalam mengkoreksi tesis mahasiswanya. Karena itu merupakan tanggung jawab yang besar dan tugas mulia yang membawa maslahat, baik bagi dirinya maupun orang yang nantinya akan membaca tesis tersebut.