Kamis, 23 Oktober 2014

Mereka Bukan Sampah

Oleh: Aat herawati


Sebut saja namanya Diah, beliau adalah salah satu mahasiswi  STID sekaligus pengajar di Panti Handayani  anak-anak khusus utusan hukum tepatnya di Bambu Apus . beliau mengajar anak-anak umur 9 tahun sampai 16 tahun  yang kurang lebih 11 orang yang masyarakat menyebutnya anak-anak kriminal tapi lebih tepatnya anak-anak khusus utusan hukum.

Awal mereka   mengajar mereka bingung, karena mereka yang kurang sopan dan sedikit ada rasa takut karena  anak-anak yang bermasalah  tapi karena perempuan semua jadi tidak terlalu .

Bahkan penolakan-penolakan tapi tidak sampai yang macam-macam. Tutur kedua mahasiswi tersebut . Misalnya seperti  tidak patuh. kendala karena memakai  cadar. sebab ,mereka belum terbiasa dan butuh perjuangan memahami mereka.mereka sangat sensitiv  karena masyarakat sudah menilai mereka bandel  dan kata kasarnya mereka di anggap seperiti sampah.dan menganggap mereka tidak benar,berprilaku nakal padahal mereka berprilaku seperti itu mempunyai alasan dan mempunyai kasus yang berbeda-beda.  seperti  yang dari jogja karena faktor perceraian broken home,ada yang mencoba membunuh bapaknya hingga bapaknya tidak memperdulikan hingga dimasukan di panti, dan memakai nerkoba dan seks bebas . sebnernya kalau  kita bertanya kenapa begini  hati mereka sama karena mereka membutuhkan apresiasi dan penghargaan.

Tapi Ada yang menarik dari mereka seperti anak kecil yang suka ngumpetin barang dan menanyakan hal-hal yg aneh-aneh.tutur kedua mahasiswi tersebut. Pelajaran yang diberikan yaitu  akhlak dan tahfidz dan mmuamalah-muamalah  yang mereka butuhkan  tapi belum pada tahap menghafal  tapi ada  yang beberapa menghapal bacaan sholat. Dalam waktu sebulan mereka mengalami perubahan yang  sangat luar biasa dan itu pun di rasakan oleh ibu asrama dan keberadaa merekapun  menjadi cambuk perubahan yang positif. Mereka juga  punya kebaikan dalam hatinya tapi kebaikan itu tertutup oleh penilaian orang lain.