Oleh: Aat herawati
Sebut saja namanya Diah, beliau adalah salah satu mahasiswi STID sekaligus pengajar di Panti Handayani anak-anak khusus utusan hukum tepatnya di Bambu Apus . beliau mengajar anak-anak umur 9 tahun sampai 16 tahun yang kurang lebih 11 orang yang masyarakat menyebutnya anak-anak kriminal tapi lebih tepatnya anak-anak khusus utusan hukum.
Awal mereka mengajar mereka bingung, karena mereka yang kurang sopan dan sedikit ada rasa takut karena anak-anak yang bermasalah tapi karena perempuan semua jadi tidak terlalu .
Bahkan penolakan-penolakan tapi tidak sampai yang macam-macam. Tutur kedua mahasiswi tersebut . Misalnya seperti tidak patuh. kendala karena memakai cadar. sebab ,mereka belum terbiasa dan butuh perjuangan memahami mereka.mereka sangat sensitiv karena masyarakat sudah menilai mereka bandel dan kata kasarnya mereka di anggap seperiti sampah.dan menganggap mereka tidak benar,berprilaku nakal padahal mereka berprilaku seperti itu mempunyai alasan dan mempunyai kasus yang berbeda-beda. seperti yang dari jogja karena faktor perceraian broken home,ada yang mencoba membunuh bapaknya hingga bapaknya tidak memperdulikan hingga dimasukan di panti, dan memakai nerkoba dan seks bebas . sebnernya kalau kita bertanya kenapa begini hati mereka sama karena mereka membutuhkan apresiasi dan penghargaan.
Tapi Ada yang menarik dari mereka seperti anak kecil yang suka ngumpetin barang dan menanyakan hal-hal yg aneh-aneh.tutur kedua mahasiswi tersebut. Pelajaran yang diberikan yaitu akhlak dan tahfidz dan mmuamalah-muamalah yang mereka butuhkan tapi belum pada tahap menghafal tapi ada yang beberapa menghapal bacaan sholat. Dalam waktu sebulan mereka mengalami perubahan yang sangat luar biasa dan itu pun di rasakan oleh ibu asrama dan keberadaa merekapun menjadi cambuk perubahan yang positif. Mereka juga punya kebaikan dalam hatinya tapi kebaikan itu tertutup oleh penilaian orang lain.