Oleh: Dian Kurniaty
Cipayung, baik mahasiswi maupun mahasiswa yang saat itu sedang dilanda demam skripsi. rela untuk i'tikaf di perpustakaan untuk proses ralat meralat makhluk putih lagi menyeramkan yang akan di ujikan itu.
Direktur Pesantren Mahasiswa Kampus B, Ustd Ujang Habibi mengungkapkan bahwa ujian skripsi kali ini memangmelelahkan seperti sedang cuci gudang, karena mahasiswa yang ikut bukan hanya dari masiswa yang seharusnya mengikuti ujian skripsi saja akan tetapi mahasiswa yang taun lalu juga belum mengikuti ujian.
"cukup melelahkan memang, seperti cuci gudang karena yang mengikuti ujian bukan saja mahasiswa baru akan tetapi diborong juga oleh mahasiswa lama" ungkapnya
Sidang kali ini memang fenomenal karena jika dilihat dari peserta kurang lebih 4 sampai 5 peserta yang diuji, dan dalam satu hari penguji mampu menguji kira-kira12 jam.
Mahasiswi yang akrab dipanggil k'aini juga menjelaskan bahwa sidang skripsi yang biasanya ditakuti itu sebenarnya sangatlah mudah apabila metode yang digunakan adalah penelitian lapangan, karena kita lebih memahami bagaimana kondisi lapangan ketimbang dosen penguji, jelasnya.
Sejatinya skripsi adalah makhluk yang paling menyeramkan bagi mahasiswa akan tetapi ia bisa berubah menjadi makhluk yang paling menggemaskan bahkan menyenangkan ketika dijalani.
wallahu a'lam..