Oleh: Iin Indah Fauziah.
Karena formulir gratis itu, kini dia berada di STID Moh. Natsir Jakarta. Awalnya hanya ikut-ikutan teman-teman sekelasnya mengisi formulir gratis. Ketika itu ada beberapa Mahasiswa STID yang datang mempromosikan STID kepada para santri di pondoknya.
"Ya mumpung gratis, saya pun mengisi formulir itu", ujar gadis asal lamongan ini. Setelah mengisi formulir, kemudian dia ikut tes tulis dan wawancara. Tetapi di luar perkiraan, ternyata dia lulus tes masuk ke STID.
Akhirnya dia pun termenung dan kaget. keinginannya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Muhamadiyah Malang (UMM), kini harus tergantikan dengan kuliah di STID Moh. Natsir. Ditambah lagi orang tuanya sangat mendukung dia untuk kuliah di STID.
Dia tidak pernah membayangkan akan kuliah di Jakarta. STID Moh. Natsir baginya adalah tempat yang aneh, jauh dan tidak pernah terpikirkan. "Saya hanya bisa menangis ketika sampai di Stasiun Jati Negara. Ya Allah saya benar-benar sudah ada di Jakarta", tuturnya, ketika ditemui Rabu, 26/3.
Dia juga mengaku bahwa, hari-hari pertama di STID hanya bisa menangis. Tetapi seiring berjalannya waktu, tangis itu pun tergantikan dengan senyuman. "Alhamdulillah, saya sekarang sudah lebih dari betah berada di STID ini", katanya sambil tersenyum.