Oleh: Iin Indah Fauziah
"Saya ketika akan ujian, saya mendatangi kuburan wali dan meminta pulpen. Percaya atau tidak, pulpen tersebut bisa jalan sendiri mengisi soal-soal ujian. Dan semua itu tentu yang memainkannya adalah jin", katanya dengan raut wajah yang begitu serius.
"Saya ketika akan ujian, saya mendatangi kuburan wali dan meminta pulpen. Percaya atau tidak, pulpen tersebut bisa jalan sendiri mengisi soal-soal ujian. Dan semua itu tentu yang memainkannya adalah jin", katanya dengan raut wajah yang begitu serius.
Dia yang tadinya sangat akrab dengan hal-hal yang berbau syirik, kini telah berubah menjadi seorang ustadz. Bahkan dia menjadi seorang dosen mata kuliah Studi Dasar Islam (SDI) di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
"Bagaimana tidak mendarah daging?, sejak kelas 4 SD saya telah akrab dengan hal-hal yang mistik", tuturnya ketika sedang mengisi mata kuliah SDI. (6/3)
Dia juga memaparkan bahwa, bermula dari mempelajari kitab tauhid karangan Syaikh At-Tamimi di salah satu perguruan tinggi. Lalu kemudian dia tersadar akan bahaya syirik tersebut.
Sampai pada akhirnya, dia memutuskan untuk menelpon keluarganya dan menyepakati untuk memusnahkan seluruh atribut kesyirikan. Termasuk dia juga membuang kris yang telah diwasiatkan kepadanya dari kakeknya secara turun temurun.
"Yang repot, orang yang syirik tetapi merasa bertauhid", sambungnya lagi, ditengah proses perkuliahan sore itu.