Oleh: Juju Peri
Pada zaman kolonial ( Belanda dan Jepang ), bangsa Indonesia sangat tertindas dan terdzholimi. Penderitaan rakyat semakin bertambah dengan adanya penindasan, ketidakadilan, kemiskinan dan pengangguran merajalela.
Bangsa Indonesia, khususnya umat islam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan memberontak dari penjajah. Ada yang berjuang dengan fisik dan angkat senjata, dan ada pula yang memperjuangkan hak bangsa Indonesia dengan melalui tulisan.
Muncul – lah media massa pada saat itu dengan sangat lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan untuk rakyat Indonesia. Ada Pedoman Masyarakat , Panji Islam, Pedoman Islam, Al manaar dan medan islam di medan. Di Solo ada Mingguan Adil dan Islam Raya.Di Bandung ada pembela islam, Al lisan dan Lasykar Islam.
Pers Islam pada masa pergerakan berada di barisan paling terdepan, Soro Romo yang di ketuai oleh Haji Samanhudi yang bekerja sama dengan R.M Tirto Adisurjo menyadarkan kaum pribumi yang tertindas beratus tahun lamanya. Kemudian muncul Neratja, Hindia Baroe, Bendera Islam, Fadjar islam dan masih banyak lagi media massa islam yang menyuarakan aspirasi rakyat.
Ini membuktikan bahwa media islam mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dan pers islam berada di garda paling terdepan bersama rakyat Indonesia dalam menghadapi kekuasaan kolonial Belanda dan Jepang. Itulah catatan sejarah yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya kata Badruzzaman Busyairi di dalam buku catatan perjuangan HM Yunan Nasution.