Oleh: Sukma
Mohammad Natsir adalah salah satu tokoh Islam yang sangat berjasa dalam pergerakan dan perkembangan Islam di Indonesia. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai birokrat, politisi, dan juga sebagai da’i ternama. Sebagai seorang da’i, beliau tidak hanya berdakwah dengan metode da’wah bil haal, namun beliau juga gencar berda’wah melalui tulisan. Sehingga bisa juga dikatakan bahwa beliau adalah seorang jurnalis.
Mohammad Natsir merupakan sosok yang sangat produktif dalam menulis. Tulisan beliau menghiasi berbagai media Islam seperti Pembela Islam, Pedoman Masyarakat, Panjimas, dan lain-lain. Tulisannya merentang mulai dari akidah, Politik, budaya hingga sejarah.
Menjadi seorang penulis, tentu saja hal ini merupakan sebuah perjuangan yang panjang. Selama menjalani pendidikannya di AMS, beliau telah terlibat dalam dunia jurnalistik. Kemudian, ia bersama tokoh Islam lainnya mendirikan surat kabar Pembela Islam yang terbit dari tahun 1929 sampai 1935.
Dalam buku M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya karangan Dr. Thohir Luth, Deliar Noer menyebut Mohammad Natsir sebagai intelektual-ulama atau ulama-intelektual. Sebagai seorang intelektual-ulama, beliau melahirkan karya-karya ilmiah yang monumental. Karya ilmiah beliau menyangkut berbagai masalah sosial,politik, ekonomi, pendidikan, dakwah, dan lain-lain.
Satu mata rantai yang menjadi prioritas dalam karya-karya ilmiah tersebut adalah menampilkan Islam sebagai trend utamanya. Diantara karya yang pernah beliau hasilkan adalah Capita Selekta I dan II, dan lain sebagainya.
Saat Mohammad Natsir telah mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, beliau masih tetap berda’wah melalui tulisan. Mulai dari brosur berupa lembaran sampai pada majalah ataupun buku-buku yang ditulisnya sendiri maupun orang lain.
Paling tidak ada lima penerbitan da’wah yang dikelolanya bersama DDII. Kelima penerbitan tersebut misalnya majalah serial Media Da’wah, majalah Suara Masjid, Serial Khutbah Jum’at, majalah Sahabat, dan Buletin Da’wah. Majalah dan buku-buku tersebut menjangkau semua pihak. Mulai dari golongan awam, menengah, maupun terpelajar.