Minggu, 25 Januari 2015

BBM Naik, Gaji pun Tidak Naik

Oleh: Ana Nurul Jannah (Semester VII)

Keluhan BBM naik tidak hanya dirasakan oleh Ibu rumah tangga dan para sopir angkot, tetapi juga dikeluhkan oleh karyawan PT Sanail Jaya Abadi (SJA), tempat pengolahan besi bekas, Cibitung. Hal ini, sebagaimana dirasakan oleh Rahman, karyawan pengantar barang timah tersebut.
"BBM naik, tapi gaji tak kunjung naik. Ini sangat menghambat pekerjaan." Tuturnya, pria usia 27 tahun asal Bandung itu. Pengiriman barang tersebut tergantung jarak yang ditempuh, semakin jauh jarah yang ditempuh maka semakin banyak kebutuhan yang harus dikeluarkan. Biasanya, ia mengisi solar sampai dengan 100 ribu saja, sekarang ia harus menambah sendiri uang solar tersebut sampai 150 ribu.

Apalagi Rahman adalah tulang punggung dari keluarga besarnya, sementara gaji yang ia peroleh tiap bulannya 1.700 ribu. Ia bekerja dari hari senin sampai sabtu, dimulai pukul 7 pagi sampai 4 sore, tergantung dari jarak pemesanan barang. "Ini tidaklah sebanding dengan gaji di PT lainnya", tambahnya. Akibat dari BBM naik, maka kebutuhan juga naik, hal ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Terkadang ketika libur, Rahman hanya membawa uang 500 ribu, disebabkan banyaknya pengeluaran ketika bekerja seperti biaya makan dan lainnya
.  
Rahman dan 20 karyawan lainnya juga tidak mengetahui mengapa gaji mereka belum juga naik. Karyawan lain juga mengeluhkan hal yang sama terkait kenaikan BBM ini. "padahal di Negara yang kecil seperti Malaysia saja, BBM turun. Mengapa Indonesia Negara besar BBM menjadi naik?". Keluhnya saat diwawancarai 15 November 2014.

Rahman berharap kepada pimpinan PT Sanail Jaya Abadi, untuk menaikkan gaji karyawan dalam waktu dekat ini. Tidak hanya itu, ia juga berharap kepada Pemerintah agar segera menurunkan BBM dan lebih memperhatikan rakyat kecil.