Masih ada simbol Islam lain yang kebagian dicurigai, dan ini terkait dengan muslimah yaitu cadar. Dibilang kebetulan atau tidak, istri-istri orang yang disangka teroris ternyata banyak bercadar. Noordin M top pun dicurigai pernah menggunakan cadar dalam masa pelariannya. Dengan alasan inilah akhirnya cadar, sesuatu yang dikenal sejak zaman wahyu, dicurigai.
Tantangan baru bagi pemakai cadar juga bertambah, masih segar dalam ingatan kasus pelarangan cadar atau burka yang berujung dikeluarkan seorang mahasiswi bernama Sumayyah dari sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STKIM) Jakarta yang sangat memprihatikan yang diberitakan oleh Voa Islam (22/9/2013), Atau paling tidak di lingkungan Al-azhar mesir, setelah seorang pimpinannya melarang pemakaian cadar dilingkungan institusi tersebut.
Kasus tersebut bertambah ironi mengingat Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan yang mengklaim sebagai negara yang menjunjung tinggi hak asasi Manusia (HAM) dan toleransi. Begitu juga di Mesir, meskipun ada beberapa kalimat yang sempat diralat oleh syaikh Al-Azhar namun beliau tetap dalam keyakinannya bahwa cadar hanyalah sekedar adat istiadat bukan ajaran Islam.
Tidak semua perkataan orang bisa kita ikuti dan yakini. Hanya yang sesuai dengan firman Allah dan RasulNya saja yang bisa kita turuti dan yakini. Perkataan beliau segera mendapatkan respon dari pakar agama yang lain. Diantaranya adalah Dr. Muhammad An-najimi, seorang dosen di perguruan tinggi Saudi " dengan penuh rasa hormat, kepada Syaikh Tanthowi, cadar bukanlah masalah adat istiadat yang anda katakan.
Berbagi pengalamannya sewaktu Kafilah Dakwah Hindun al-Makasariyah seorang aktivis Muslimah bercadar yang juga salah satu Staff STID Mohammad Natsir mengatakan bahwa "Bercadar mempunyai dua hukum yaitu apabila tidak wajib maka hukumnya lebih utama, memang pada saat saya melakukan Kafilah Dakwah saya harus rela mengganti cadar saya dengan masker karena pada saat itu selain kondisi masyarakat yang awam dan terprovokasi oleh media yang tidak bertanggung jawab terkait syariat cadar, saya juga menghormati pertimbangan dari para ustadz yang mengetahui medan dakwah. Sebenernya semua fleksibel dan islam sangatlah mudah tidak memberatkan karena adanya rukhsah, jadi kita tidak perlu terlalu kaku dalam hal ini." tandasnya (Cipayung, 19/3/2014)
Polemik tentang masalah cadar dikalangan ulama memang sudah lama, namun demikian tak ada satu Orang pun ulama yg mengatakan bahwa membuka wajah itu lebih afdhal dibandingkan menutupinya.